Membendung dalam katupan kelopak mata
Sang nada penuh pilu terkunci rapat
Seketika saat itu juga
Harum mu masuk dalam mimpi ku
Jika aku dapat menangkap mu
Aku rela terpenjara dalam mimpiku
Seakan aku terhapus dalam nyatanya matamu
Aku tertunduk dan mungkin akan tersungkur
Kau menyembunyikan sang kertas untuk ku ketahui
Sungguh peluh, hingga mungkin aku akan berlutut
Banyak yang terlintas dalam pikiran ku
Ada Duka
Ada Sakit
Ada Tawa
Ada Kehilangan
Lalu apa lagi?
Banyak nya pikiran tentang mu
Rasanya candu ku kembali
Ingin aku rasakan lagi
Bersama tulisan tulisan yang rapuh
Dengarkan aku menangis wahai sekeping hati
Tak sanggup aku, sungguh tak sanggup
Aku berlutut dihadapan mu
Jangan kau hanya menjadi bayangan ku
Aku ingin kau menjadi nafas untukku
Aku ingin kau mengalir didarah ku
Aku ingin kau melihat bersama ku
Aku ingin kau
Kau
Mengatupkan kedua tangan dan tertunduk
Membisikkan doa untuk mu
Selalu
Tertunduk kepala ku
Memejamkan mata penuh harap
Aku mohon dengarkan dan rasakan
-Agnestya-